Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2019

SARDOT PANGERTEN

 SARDOT PANGERTEN Sardot Ning taman bareng Juminten..   Sardot : Dik Jum?   Juminten : Dhalem mas..   Sardot : Yen pean dadi bojoku, pean ora tak olehi nyapu2 omah Dik..    Juminten : Ahh mas Adott.. (nyisir poni)   Sardot : Pean Ora tak olehi nge-pel omah..   Juminten : Ahh Mas adott pengerten banget.. Xixixixi   Sardot : Pokok'e pean ora tak olehi ngurusi pekerjaan omah Dik..   Juminten : Memange dhewe ameh ngingu pembantu to mas?   Sardot : Ora Dik..   Juminten : Lhaa terus sopo sing ameh ngurusi omah mas?   Sardot : .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Opo sing ameh di urusi? wong omah wae aku ora nduwe huekekekek!   *Juminten nesu ngajak mulih..

Kisah Nabi Yakub as

Kisah Nabi Yakub as Nabi Ya'qub adalah putera dari Nabi Ishaq bin Ibrahim sedang ibunya adalah anak saudara dari Nabi Ibrahim, bernama Rifqah binti A'zar. Ia adalah saudara kembar dari putera Ishaq yang kedua bernama Ishu. Antara kedua saudara kembar ini tidak terdapat suasana rukun dan damai serta tidak ada menaruh kasih-sayang satu terhadap yang lain bahkan Ishu mendendam dengki dan iri hati terhadap Ya'qub saudara kembarnya yang memang dimanjakan dan lebih disayangi serta dicintai oleh ibunya. Hubungan mereka yang renggang dan tidak akrab itu makin buruk dan tegang setelah diketahui oleh Ishu bahwa Ya'qublah yang diajukan oleh ibunya ketika ayahnya minta kedatangan anak-anaknya untuk diberkahi dan didoakan, sedangkan dia tidak diberitahu dan karenanya tidak mendapat kesempatan seperti Ya'qub memperoleh berkah dan doa ayahnya, Nabi Ishaq. Melihat sikap saudaranya yang bersikap kaku dan dingin dan mendengar kata-kata sindirannya yang timbul dari ...