SARDOT PANGERTEN Sardot Ning taman bareng Juminten.. Sardot : Dik Jum? Juminten : Dhalem mas.. Sardot : Yen pean dadi bojoku, pean ora tak olehi nyapu2 omah Dik.. Juminten : Ahh mas Adott.. (nyisir poni) Sardot : Pean Ora tak olehi nge-pel omah.. Juminten : Ahh Mas adott pengerten banget.. Xixixixi Sardot : Pokok'e pean ora tak olehi ngurusi pekerjaan omah Dik.. Juminten : Memange dhewe ameh ngingu pembantu to mas? Sardot : Ora Dik.. Juminten : Lhaa terus sopo sing ameh ngurusi omah mas? Sardot : .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Opo sing ameh di urusi? wong omah wae aku ora nduwe huekekekek! *Juminten nesu ngajak mulih..
Wahab bin Munnabbih mengatakan, Sulaiman senantiasa memakai cincin di
jarinya. Dia tidak pernah melepaskannya siang dan malam. Apabila masuk
ke toilet, dia mencopotnya dan menitipkan kepada orang yang
dipercayainya. Pada cincin tersebut tertulis ismul A'zham (nama Allah
yang Agung). Pada suatu ketika, dia mencopot cincin tersebut dan
menitipkannya kepada seorang hamba sahaya wanita. Salah seorang setan
datang kepada hamba sahaya tersebut dalam rupa Sulaiman. Si hamba sahaya
tidak meragukan lagi orang itu adalah Sulaiman. Dia(setan) ambil cincin
tersebut darinya dan mengenakan ke jarinya. Kemudian dia pergi lalu
duduk di atas kursi Sulaiman. Bala tentaranya, dari golongan manusia,
jin, dan burung, datang dan berdiri dihadapannya seperti biasanya.
Mereka menyangka orang tersebut adalah Sulaiman.
Tatkala
Sulaiman keluar dari toilet, dia meminta cincinnya dari si hamba sahaya.
Si hamba sahaya memandangi Sulaiman, dia melihat rupa Sulaiman telah
berubah. Kemudian dia berkata, 'Kamu siapa?' Sulaiman menjawab, 'Aku
adalah Sulaiman bin Dawud.' Si hamba sahaya berkata, 'Sulaiman telah
mengambil cincinnya, lalu pergi dan duduk di atas kursinya.' Mendengar
hal itu, Sulaiman tahu bahwa setan telah memperdaya si hamba sahaya lalu
mengambil cincin darinya. Sulaiman lari ke padang pasir dan tempat
sunyi. Dia merasakan lapar dan haus. Kadang-kadang dia meminta kepada
orang-orang untuk memberinya makanan. Dia berkata, 'Aku adalah Sulaiman
bin Dawud.' tetapi orang-orang tidak mempercayainya.
Sulaiman
a.s. menjalani keadaan seperti itu selama empat puluh hari, dengan perut
lapar, baju lusuh, dan tidak berpenutup kepala. Selanjutnya, dia datang
ke sebuah pantai. Di sana dia melihat sejumlah nelayan. Kemudian dia
menemani mereka dan bekerja bersama mereka.
Pada saat itu,
Ashif bin Barkhaya berkata, 'Wahai Bani Israil. sesungguhnya cincin
Sulaiman telah dicuri oleh setan. Sulaiman sendiri kabur menjauh dari
kita.' Tatkala setan duduk di atas kursi mendengar perkataan itu, ia
kabur menuju laut dan cincin yang ada di jarinya dilemparkan ke laut
itu. Cincin tersebut kemudian ditelan seekor ikan yang ada di laut itu.
Sulaiman diperintahkan oleh Allah untuk memburu ikan tersebut. Akhirnya,
dia menemukan ikan yang menelan cincinnya itu. Di bedah perut ikan
tersebut, ternyata di dalamnya ada cincin Sulaiman. Diambil cincin itu,
kemudian dia kenakan ke jarinya, lalu sujud bersyukur kepada Allah.
Ketika itu juga di berdiri lalu kembali ke kursinya dan duduk di
atasnya.
Itulah firman Allah:
Dan Sesungguhnya Kami
telah menguji Sulaiman dan Kami jadikan (dia) tergeletak di atas
kursinya sebagai tubuh (yang lemah karena sakit), kemudian dia bertobat
(QS 38:34)
Wahab bin Munabbih mengatakan, penyebab diambilnya
cincin dan dikembalikan kepada Sulaiman adalah dalam suatu peperangan
Sulaiman menaklukan Raja Yunani. Raja tersebut dibunuh, kerajaan dan
hartanya dikuasai dan anak-anaknya ditawan. Di antara anak-anak raja
tersebut ada seorang anak gadis yang cantik tidak ada tandingnya.
Sulaiman sangat mencintainya. Dia tidak sabar barang sesaat pun untuk
berpisah dengannya. Kecintaan Sulaiman terhadapnya menyisihkan kepada
istri-istrinya yang lain. Pada suatu hari, Sulaiman menemuinya. Dia
menjumpainya sedang bersedih. Sulaiman berkata kepadanya, 'Ada apa
denganmu?' Wanita itu menjawab,' Aku teringat kepada bapakku dan
kerajaannya. Aku memohon kepadamu agar menyuruh beberapa jin untuk
membuatkan patung bapakku sehingga setiap kali aku melihatnya
kesedihanku bisa hilang.
Atas permintaan tersebut, Sulaiman
menyuruh jin 'Ifrit yang bernama Shakhr al-Marid untuk membuatkannya.
Maka, jin 'Ifrit itu membuat sebuah patung yang seperti bapaknya yang
hampir saja bisa berbicara. Wanita itu mendandani patung tersebut dan
memakaikannya mahkota dan berbagai perhiasan. Selanjutnya, apabila
Sulaiman mengunjungi para tentaranya, wanita tersebut dan para hamba
sahaya yang ada di sekelilingnya bersujud kepada patung itu. Hali itu
terus-menerus dilakukan selama empat puluh hari, sementara Sulaiman
tidak mengetahuinya. Kemudian berita tersebut sampai ke telinga Ashif
bin Barkhaya, orang kepercayaan Sulaiman.
Suatu waktu, Ashif
duduk di atas singgasana Sulaiman, dia memberikan petuah kepada
orang-orang dan memuji semua nabi terdahulu dan tidak
menyinggung-nyinggung sedikit pun tentang Sulaiman. Karena hal itu,
Sulaiman berubah. Setelah Ashif beres dari majelisnya dan Bani Israil
telah meninggalkan majelis tersebut, Sulaiman berkata kepada Ashif,
'Mengapa engkau tidak menceritakanku beserta sejumlah nabi yang engkau
ceritakan?' Ashif menjawab, 'Bagaimana aku menceritakanmu, sementara di
rumahmu ada berhala yang disembah sejak empat puluh hari karena seorang
perempuan.' Setelah mengetahui alasan yang sebenarnya, maka Sulaiman
memerintahkan untuk menghancurkan patung itu dan menghukum wanita
tersebut.
Dia Sulaiman masuk ke tempat peribadatannya. Di sana,
dia menangis dan menundukkan diri kepada Allah. Oleh karena itu, dia
dicoba dengan hilangnya cincin dan dicopot kerajaannya dalam rentang
waktu yang sama dengan waktu disembahnya berhala di rumahnya.
Komentar
Posting Komentar